Wednesday, April 25, 2012
Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Tuesday, April 24, 2012
Penemu Calculator
Penemu kalkulator pertama di dunia adalah Blaise Pascal. Ahli matematika dan sains dari Prancis itu berhasil membuat kalkulator roda numerik atau Pascaline. Alat tersebut menjadi cikal bakal kalkulator modern yang sering digunakan saat ini.
Menara Hanoi
Menara Hanoi adalah sebuah permainan matematis atau teka-teki. Permainan ini terdiri dari tiga tiang dan sejumlah cakram dengan ukuran berbeda-beda yang bisa dimasukkan ke tiang mana saja. Permainan dimulai dengan cakram-cakram yang tertumpuk rapi berurutan berdasarkan ukurannya dalam salah satu tiang, cakram terkecil diletakkan teratas, sehingga membentuk kerucut.
Tujuan dari teka-teki ini adalah untuk memindahkan seluruh tumpukan ke tiang yang lain, mengikuti aturan berikut:
- Hanya satu cakram yang boleh dipindahkan dalam satu waktu.
- Setiap perpindahan berupa pengambilan cakram teratas dari satu tiang dan memasukkannya ke tiang lain, di atas cakram lain yang mungkin sudah ada di tiang tersebut.
- Tidak boleh meletakkan cakram di atas cakram lain yang lebih kecil.
Teka Teki Einstein
Teka teki ini tidak mengandung trik, hanya murni logika.
Baca petunjuk yang ada, karena akan sangat membantu untuk menemukan jawabannya.
jangan cepat menyerah!
Baca petunjuk yang ada, karena akan sangat membantu untuk menemukan jawabannya.
jangan cepat menyerah!
Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda.
Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda.
Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman terntentu.
Merokok satu merk rokok tertentu.
Serta memelihara satu jenis hewan tertentu.
Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang memiliki warna rumah yang sama
minum minuman yang sama,
merokok merk rokok yang sama,
serta memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.
Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda.
Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman terntentu.
Merokok satu merk rokok tertentu.
Serta memelihara satu jenis hewan tertentu.
Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang memiliki warna rumah yang sama
minum minuman yang sama,
merokok merk rokok yang sama,
serta memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.
Pertanyaannya sederhana sekali : Siapakah yang memelihara IKAN?
Petunjuk:
Algoritma Kriptografi Caesar Cipher
Dalam bidang ilmu kriptografi terdapat algortima yang menjadi fungsi dasarnya, yaitu :
- Enkripsi, merupakan pengamanan data yang dikirimkan agar terjaga kerahasiaannya. Pesan asli
disebut plaintext, yang diubah menjadi kode – kode yang tidak bisa dimengerti. Dalam hal ini
enkripsi disebut juga dengan cipher atau kode. - Dekripsi, merupakan kebalikan dari enkripsi. Pesan yang telah dienkripsi dikembalikan ke bentuk
asalnya (teks-asli), disebut dengan dekripsi pesan. Algoritma yang digunakan untuk dekripsi
tentu berbeda dengan algoritma yang digunakan untuk dekripsi. - Kunci, yang dimaksud di sini adalah kunci yang dipakai untuk melakukan enkripsi dan dekripsi.
Kunci terbagi menjadi dua bagian yaitu kunci rahasia (private key) dan kunci umum (public key).
- Tentang Sandi Kaisar (Caesar Cipher)
Monday, April 23, 2012
Indonesia's Forests
Indonesia's Forests in Brief
Indonesia is experiencing one of the highest rates of tropical forest loss in the world.
Indonesia was still densely forested as recently as 1950. Forty percent of the forests existing in 1950 were cleared in the following 50 years. In round numbers, forest cover fell from 162 million ha to 98 million ha.
The rate of forest loss is accelerating. On average, about 1 million ha per year were cleared in the 1980s, rising to about 1.7 million ha per year in the first part of the 1990s. Since 1996, deforestation appears to have increased to an average of 2 million ha per year.
Indonesia’s lowland tropical forests, the richest in timber resources and biodiversity, are most at risk. They have been almost entirely cleared in Sulawesi and are predicted to disappear in Sumatra by 2005 and Kalimantan by 2010 if current trends continue.
Nearly one half of Indonesia’s forests are fragmented by roads, other access routes, and such developments as plantations.
Deforestation in Indonesia is largely the result of a corrupt political and economic system that regarded natural resources, especially forests, as a source of revenue to be exploited for political ends and personal gain.
Logging concessions covering more than half the country’s total forest area were awarded by former President Suharto, many of them to his relatives and political allies. Cronyism in the forestry sector left timber companies free to operate with little regard for long-term sustainability of production.
As part of the effort to boost Indonesia’s export revenues, and to reward favored companies, at least 16 million ha of natural forest have been approved for conversion to industrial timber plantations or agricultural plantations. In many cases, conversion contradicted legal requirements that such plantations be established only on degraded land or on forest land already allocated for conversion.
Aggressive expansion of Indonesia’s pulp and paper industries over the past decade has created a level of demand for wood fiber that cannot currently be met by any sustainable domestic forest management regime.
Forest clearance by small-scale farmers is a significant but not dominant cause of deforestation.
Illegal logging has reached epidemic proportions as a result of Indonesia’s chronic structural imbalance between legal wood supply and demand.
Illegal logging, by definition, is not accurately documented. But a former senior official of the Ministry of Forestry recently claimed that theft and illegal logging have destroyed an estimated 10 million ha of Indonesian forests.
Massive expansion in the plywood, pulp, and paper production sectors over the past two decades means that demand for wood fiber now exceeds legal supplies by 35-40 million cubic meters per year.
This gap between legal supplies of wood and demand is filled by illegal logging. Many wood processing industries openly acknowledge their dependence on illegally cut wood, which accounted for approximately 65 percent of total supply in 2000.
Legal logging is also conducted at an unsustainable level. Legal timber supplies from natural production forests declined from 17 million cubic meters in 1995 to under 8 million cubic meters in 2000, according to recent statistics from the Ministry of Forestry. The decline has been offset in part by timber obtained from forests cleared to make way for plantations. But this source appears to have peaked in 1997.
Industrial timber plantations have been widely promoted and subsidized as a means of supplying Indonesia’s booming demand for pulp and taking pressure off natural forests. In practice, millions of hectares of natural forest have been cleared to make way for plantations that, in 75 percent of cases, are never actually planted.
More than 20 million hectares of forest have been cleared since 1985, but the majority of this land has not been put to productive alternative uses.
Nearly 9 million ha of land, much of it natural forest, have been allocated for development as industrial timber plantations. This land has already been cleared or will be cleared soon. Yet only about 2 million ha have actually been planted with fast-growing species, mostly Acacia mangium, to produce pulpwood. The implication: 7 million ha of former forest land are lying idle.
Nearly 7 million ha of forest had been approved for conversion to estate crop plantations by the end of 1997, and this land has almost certainly been cleared. But the area actually converted to oil palm plantations since 1985 is about 2.6 million hectares, while new plantations of other estate crops probably account for another 1-1.5 million ha. The implication: 3 million ha of former forest land are lying idle.
No accurate estimates are available for the area of forest cleared by small-scale farmers since 1985, but a plausible estimate in 1990 suggested that shifting cultivators might be responsible for about 20 percent of forest loss. This would translate to clearance of about 4 million ha between 1985 and 1997.
The transmigration program that relocated people from densely populated Java to the outer islands was responsible for about 2 million ha of forest clearance between the 1960s and the program’s end in 1999. In addition, illegal migration and settlement by pioneer farmers at the margins of logging concessions, along roads, and even in national parks has greatly accelerated since 1997, but reliable national-scale estimates of forest clearance by forest pioneers have not been made.
Large-scale plantation owners have turned to the use of fire as a cheap and easy means of clearing forest for further planting. Deliberate fire-setting, in combination with unusually dry conditions caused by El NiƱo events, have led to uncontrolled wildfires of unprecedented extent and intensity. More than 5 million ha of forest burned in 1994 and another 4.6 million ha burned in 1997-98. Some of this land is regenerating as scrubby forest, some has been colonized by small-scale farmers, but there has been little systematic effort to restore forest cover or establish productive agriculture.
The Indonesian Government is facing mounting pressure domestically and internationally to take action, but progress is slow and not all policy reforms in process are necessarily good news for forests.
In the freer political atmosphere that followed the fall of President Suharto in 1998, environmental activists have demanded greater accountability from both the government and the private sector. Access to official information has improved, but efforts to prevent the worst abuses of corporate power have met with limited success.
Numerous forest-dependent communities, sensing the weakening of central power, have erupted violently against logging and plantation operations that they consider to be plundering their local resources. Longstanding problems of unclear land tenure rights are the root cause of many such conflicts. The government is no longer willing to protect corporate interests as it once did, but neither does it appear to have any coordinated plan for dealing with the problem.
Since 1999, Indonesia’s principal aid donors have coordinated their assistance through a consortium called the Consultative Group on Indonesia (CGI), chaired by the World Bank. Improved forest management has been declared a priority, and the Government of Indonesia has committed to a 12-point plan of policy reform. But continuing political turmoil seems likely to undermine these efforts. In April 2001, the then-Forestry Minister acknowledged many failures, saying that Indonesia should not have agreed to “such unrealistic targets.” As one example, the government imposed a moratorium on further conversion of natural forest in May 2000, but the ban is widely disregarded in the provinces.
Indonesia is moving rapidly toward a new system of “regional autonomy,” but the provincial and district governments that will benefit from decentralization are largely without the capacities or funds needed to govern effectively. Raising short-term revenue will be a top priority and, as a result, intensified exploitation of forest resources is already occurring in many regions.
Apa itu Daur Ulang ?
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirenadengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energidan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirenadengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energidan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
- Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
- Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
- Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
- Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
- Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untukPolistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untukPolistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
- PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.
- HDPE (High Density Polyethylene, Polietilena berdensitas tinggi) biasanya terdapat pada botol deterjen.
- PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada pipa, rnitur, dan sebagainya.
- LDPE (Low Density Polyethylene, Polietilena berdensitas rendah) biasa terdapat pada pembungkus makanan.
- PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.
- PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.
source:id.wikipedia.org
Siklus Air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melaluikondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
- Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
- Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
- Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.
source:id.wikipedia.org
James Watt ( ind Ver.)
James Watt 19 January 1736 - 25 Agustus 1819
Mesin Uap
James Watt (19 January 1736 - 25 Agustus 1819) adalah penemu yang mengembangkan mesin uap yang menjadi dasar dari Revolusi Industri.
James Watt lahir pada tanggal 19 Januari, 1736 di Greenock, satu kota pelabuhan laut di Firth Clyde, Skotlandia. Ayahnya adalah pemilik kapal dan kontraktor, sedangkan ibunya, Agnes Muirhead, datang dari keluarga terhormat dan berpendidikan.
Watt bersekolah secara tak teratur tetapi dan lebih banyak mendapat pendidikan di rumah oleh ibunya. Dia menunjukkan ketangkasan yang luar biasa dan bakat untuk ilmu pasti seperti matematika, walaupun bahasa Latin dan Yunani tidak menggerakkan hatinya, dia menyukai legenda dan cerita rakyat Skotlandia.
Ketika dia berumur 18 tahun, ibunya meninggal dan kesehatan ayahnya perlahan-lahan mulai merosot, Watt melakukan perjalanan ke London untuk melanjutkan study tentang pembuatan instrument dan peralatan selama satu tahun, kemudian kembali ke Skotlandia dengan tujuan membuat sendiri bisnis pembuatan instrumennya. Tetapi karena dia tidak menyelesaikan tujuh tahun study nya sebagai apprentice (murid yang bekerja sambil belajar), permohonan untuk membuka bisnis tersebut terhambat, walaupun pada saat itu belum ada pembuat instrumen dan peralatan matematika di Skotlandia.
Dengan dibantu oleh tiga orang professor yang ada di Universitas Glasgow, James Watt akhirnya diberi kesempatan untuk membuka workshop (bengkel) kecil di universitas.
Empat tahun setelah membuka tokonya, James Watt mulai melakukan percobaan dengan uap setelah temannya, Professor John Robison, membuat dia tertarik pada mesin tersebut. Pada saat itu, Watt sama sekali tidak pernah mengoperasikan mesin uap, tetapi dia tetap berusaha untuk membuat satu model mesin. Walaupun gagal, dia tetap melanjutkan percobaannya dan mulai membaca apa saja yang bisa dibacanya. Dia kemudian secara terpisah menemukan pentingnya energi panas yang ditimbulkan dan diserap oleh tiap-tiap obyek untuk mengerti lebih jauh tentang mesin. pada tahun 1765 dia berhasil membuat sebuah model mesin yang dapat bekerja dengan baik.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya atas pengembangan mesin uap yang memicu revolusi industri, nama Watt diabadikan dan dijadikan sebagai satuan energi dengan symbol W oleh International System of Units (atau 'SI') seperti yang kita kenal sekarang.
source:catatankecil.com
Thomas Alva Edison (eng ver)
Thomas Alva Edison (February 11, 1847 – October 18, 1931) was an American inventor andbusinessman. He developed many devices that greatly influenced life around the world, including the phonograph, the motion picture camera, and a long-lasting, practical electric light bulb. Dubbed "The Wizard of Menlo Park" (now Edison, New Jersey) by a newspaper reporter, he was one of the first inventors to apply the principles of mass production and large teamwork to the process of invention, and because of that, he is often credited with the creation of the first industrial research laboratory.[1]
Edison is the fourth most prolific inventor in history, holding 1,093 US patents in his name, as well as many patents in the United Kingdom, France, and Germany. He is credited with numerous inventions that contributed to mass communication and, in particular, telecommunications. These included a stock ticker, a mechanical vote recorder, a battery for an electric car, electrical power, recorded music and motion pictures.
His advanced work in these fields was an outgrowth of his early career as a telegraph operator. Edison originated the concept and implementation of electric-power generation and distribution to homes, businesses, and factories – a crucial development in the modern industrialized world. His first power station was on Manhattan Island, New York.
source and detail : http://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Edison
Penemu Bola Lampu
Thomas Alva Edison 11 February 1847 - 18 Oktober 1931
Bola Lampu
Thomas Alva Edison adalah penemu dari Amerika dan merupakan satu dari penemu terbesar sepanjang sejarah. Edison mulai bekerja pada usia yang sangat muda dan terus bekerja hingga akhir hayatnya. Selama karirnya, Thomas Alva Edison telah mempatentkan sekitar dari 1.093 hasil penemuannya, termasuk bola lampu listrik dan gramophone, juga kamera film. Ketiga penemuannya membangkitkan industri-industri besar bagi industri listrik, rekaman dan film yang akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dia juga dikenal sebagai penemu yang menerapkan prinsip 'produksi massal' bagi penemuan-penemuannya.
Bola lampu pertama
Edison sendiri memperoleh keahliannya dalam bidang kelistrikan dan telegraphy (telegraph untuk komunikasi) pada usia belasan tahun. Pada tahun 1868, di usia 21 tahun, dia telah mengembangkan dan mempatentkan penemuannya yang berupa sebuah mesin yang merekam telegraph.
Dimasa kecilnya, Edison hanya bersekolah di sekolah yang resmi selama tiga bulan, selanjutnya semua pendidikannya diperoleh dari ibunya yang mengajar Edison di rumah. Ibu Edison mengajarkan Edison cara membaca, menulis, dan matematika. Dia juga sering memberi dan membacakan buku-buku bagi Edison, antara lain buku-buku yang berasal dari penulis seperti Edward Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens.
Edison di usia 12 tahun, memperoleh penghasilan dengan cara bekerja menjual koran dan surat kabar, buah apel, serta gula-gula di sebuah jalur kereta api. Di usia itu pula, Edison hampir mengalami kehilangan seluruh pendengaran karena penyakit yang dideritanya, penyakit itu membuatnya menjadi setengah tuli. Edison pernah menulis dalam diarinya: "Saya tidak pernah mendengar burung bernyanyi sejak saya berusia 12 tahun."
Pada usia 15 tahun, Edison, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.
Pada usia 15 tahun, Edison, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.
Pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan seorang anak berusia tiga tahun yang hampir di tabrak oleh mobil. Ayah dari anak yang diselamatkan adalah kepala stasiun kereta api di tempatnya berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih, kepala stasiun tersebut mengajari Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5 bulan mempelajari telegraph, Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun. Hampir semua gaji yang didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai macam laboratorium dan peralatan listrik.
Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan kepandaian Edison adalah: "Genius adalah 99% kerja keras"
source:catatankecil.com
Subscribe to:
Posts (Atom)